Rakyat Aceh | Jantho – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh resmi membuka rangkaian perayaan Dies Natalis ke-11 pada Senin, 6 Oktober 2025. Dengan mengusung tema “ISBI Aceh Menuju BLU: Berdampak dalam Seni Budaya”, momentum ini menjadi refleksi perjalanan sebelas tahun lembaga yang didirikan pada 6 Oktober 2014 ini.
Perayaan dimulai dengan suasana meriah di halaman kampus ISBI Aceh. Pembukaan ditandai oleh penampilan kolaboratif tim Marching Band ISBI Aceh bersama Gita Smanja Kota Jantho, yang berhasil menghidupkan semangat kebersamaan dan energi muda melalui irama dan harmoni musik tiup.
Temukan lebih banyak
Banda Aceh
Pasar Modal Syariah
Usai penampilan marching band, panggung utama diwarnai dengan pertunjukan tari “Puan Nan Molek”. Tarian ini menampilkan keanggunan gerak perempuan Melayu dengan balutan kostum tradisional yang kaya warna.
Baca Juga:
Dari Papua ke Aceh, Mozaik Keberagaman di PKKMB ISBI Aceh 2025
Gerak lembut namun berkarakter menegaskan identitas budaya Melayu sebagai bagian penting dari mosaik seni Nusantara yang turut dilestarikan di ISBI Aceh.
Yang membuat suasana semakin istimewa, hadir kolaborasi unik antara Dosen Seni Pertunjukan dan Dosen Seni Rupa dan Desain. Di tengah lantunan musik live, Ani Kholilah, M.Sn dosen Prodi Seni Murni, menorehkan kuas di atas kanvas besar, melahirkan karya visual yang hidup seiring irama nada.
Paduan bunyi dan warna itu menjadi metafora indah tentang semangat ISBI Aceh bahwa seni tidak pernah berdiri sendiri, melainkan saling menghidupkan. Karya itu juga berisi untaian harapan, semoga ISBI Aceh semakin jaya di usia satu dekade lebih.
Baca Juga:
Dari Aceh hingga Papua, Presiden Prabowo Minta SPPI Jaga Kualitas Program MBG
Menariknya, panggung budaya itu juga menampilkan tari Yospan yang dibawakan oleh mahasiswa ISBI Aceh asal Papua. Gerak dinamis dan penuh semangat dari tari persahabatan khas Papua ini menjadi simbol keberagaman dan persaudaraan di lingkungan kampus.
Dalam sambutannya, Rektor ISBI Aceh, Prof. Dr. Wildan, M.Pd., menegaskan bahwa perjalanan sebelas tahun ISBI Aceh merupakan masa penuh perjuangan dan semangat pembaruan.
“Usia sebelas tahun bukan waktu yang singkat. Banyak tantangan yang kita lalui, tetapi semangat civitas akademika untuk terus berkarya tidak pernah surut,” ujarnya dengan penuh kebanggaan.
Baca Juga:
Seladang Kopi, Mimbar Seni ISBI Aceh dan Seniman Tanah Gayo
Prof. Wildan juga menyoroti bahwa perubahan status ISBI Aceh menuju Badan Layanan Umum (BLU) merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan pengelolaan institusi. “Perubahan menuju BLU bukan sekadar administratif, tetapi wujud dari tekad kami untuk menjadi kampus seni budaya yang berdampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Dies Natalis ke-11, Aris Munandar, M.Ag, dalam sambutannya menjelaskan bahwa seluruh rangkaian kegiatan dirancang untuk menampung dan menyalurkan kreativitas sivitas akademika.
“Rangkaian acara ini adalah wadah ekspresi bagi seluruh unsur kampus dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan agar semangat seni dan budaya terus tumbuh di ISBI Aceh,” tuturnya.
Rangkaian perayaan Dies Natalis ke-11 ISBI Aceh akan berlangsung hingga 10 Oktober 2025, dengan beragam agenda seperti expo kewirausahaan, Konferensi Internasional, pertunjukan seni budaya, serta malam terkahir akan diisi pertunjukan seni oleh artis-artis Aceh.
Setiap kegiatan diharapkan dapat memperkuat jejaring antar seniman dan akademisi dalam mengembangkan ekosistem seni budaya yang berdaya dan berdampak. (Ra)
Tulisan ini telah tayang di harianrakyataceh.com dengan judul “Pembukaan Dies ke-11, ISBI Aceh Hadirkan Pertunjukan dari Tanah Melayu hingga Papua”, klik untuk baca: https://harianrakyataceh.com/news/pembukaan-dies-ke-11-isbi-aceh-hadirkan-pertunjukan-dari-tanah-melayu-hingga-papua/index.html