Kota jantho – Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh memperkenalkan teknologi musik digital melalui pelatihan pembuatan musik garapan berbasis digital audio workstation (DAW). Kegiatan ini berlangsung pada 3–19 Agustus 2025 di Banda Aceh dengan menggandeng Lembaga Kana Art Work sebagai mitra strategis.
Program ini digagas oleh tim dosen ISBI Aceh bersama mahasiswa dengan tujuan mendorong seniman muda agar mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi musik. Kegiatan yang berlangsung selama enam kali pertemuan tersebut dirancang tidak hanya untuk memperluas wawasan, tetapi juga untuk membekali peserta dengan keterampilan teknis yang aplikatif.
Ketua tim pengabdian, Dr. Angga Eka Karina, S.Pd., M.Sn, menjelaskan bahwa pelatihan ini sangat penting agar kelompok seni di Aceh bisa lebih mandiri dan profesional dalam memproduksi karya. Menurutnya, musik digital menjadi solusi yang lebih efisien dalam hal biaya dan tenaga dibandingkan metode konvensional.
“Banyak sanggar di Aceh sudah mulai menggunakan musik digital. Dengan pelatihan ini, Kana Art Work diharapkan mampu menghasilkan musik berkualitas secara mandiri tanpa harus bergantung pada studio rekaman luar,” ungkap Angga.
Dalam pelatihan, peserta diperkenalkan pada berbagai perangkat musik digital seperti MIDI controller, soundcard, mikrofon condenser, serta perangkat lunak DAW. Mereka juga mendapat materi praktik mulai dari tracking, mixing, equalizing, hingga mastering, yang menjadi inti dari proses produksi musik modern.
Sekretaris pimpinan Lembaga Kana Art Work, Mahathir Rafsanjani, menyambut baik kehadiran program ini. Ia menilai pelatihan tersebut membuka peluang baru bagi seniman muda di Aceh untuk meningkatkan keterampilan sekaligus memperluas usaha di bidang musik digital. “Kami optimis pelatihan ini bisa menambah kualitas karya dan menjadi bekal untuk bersaing di industri kreatif,” katanya.
Kegiatan pengabdian ini melibatkan dosen ISBI Aceh, yakni Rico Gusmanto, M.Sn, dan Rino Yudha, M.Ds, serta dua mahasiswa, Toza Darliza dan Riqi Anugerah. Kolaborasi lintas peran ini mencerminkan semangat ISBI Aceh dalam memperkuat sinergi antara akademisi, mahasiswa, dan pelaku seni.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ISBI Aceh, Saniman Andi Kafri, M.Sn, turut memberikan apresiasi. Menurutnya, kegiatan ini selaras dengan visi ISBI Aceh untuk menghadirkan pengabdian masyarakat yang inovatif dan berdampak nyata. “Pelatihan musik digital ini bukan hanya sekadar transfer teknologi, tetapi juga bentuk pemberdayaan komunitas seni agar lebih adaptif dan berdaya saing di era digital,” ujarnya.
Program ini didukung oleh hibah Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) di bawah Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikrisaintek). Targetnya adalah peningkatan keterampilan 80 persen anggota Kana Art Work dalam memproduksi musik digital.
Selain menghasilkan karya musik, kegiatan ini juga menargetkan luaran berupa artikel ilmiah, video dokumentasi, hingga pendaftaran hak cipta karya seni. Dengan begitu, hasil pelatihan dapat memberi dampak berkelanjutan, baik bagi dunia akademik maupun bagi perkembangan ekosistem kreatif di Aceh.